Membangun Karakter Profesional di Digital Marketing

8 Mei 2021by Akademi Kombas

Membangun Karakter Profesional di Digital Marketing – Menjadi seorang digital marketing profesional bukan sebuah pekerjaan sulit, selama karakter-karakter profesional terus menerus kita latih di keseharian.

Karena memang profesi digital marketer ini bukan hanya tentang teknik dan algoritma saja, namun lebih ke sebuah sikap mental menjalankan kegiatan digital marketing setiap hari.

Mencoba mengatasi setiap persoalan yang muncul dalam praktek hariannya dan terus berkembang di bidang ini.

Lantas bagaimana memulai karakter profesional ini jika kita adalah pemula?

Tulisan ini sepertinya bukan hanya untuk pemula, namun juga untuk seluruh orang yang ingin belajar digital marketing.

Karena pemain lama yang tidak memiliki karakter profesional juga tidak akan bisa bertahan di industri ini.

Lantas apa saja yang perlu dibangun untuk menguatkan karakter profesional di bidang digital marketing ini?

Sikap Open Minded

Seperti yang kita ketahui, digital marketing adalah bidang ilmu baru yang akhir-akhir ini mendapatkan momentum di era pandem.

Tingginya kebutuhan untuk go digital akibat wabah ini, memaksa orang untuk mengenal dan menggunakan berbagai layanan digital untuk melakukan kegiatan.

Salah satunya adalah kegiatan berjualan atau berbisnis.

Tanpa bantuan teknologi digital, maka bisnis akan sulit bertahan di era seperti sekarang ini.

Membangun sikap open minded artinya juga tetap menerima perubahan-perubahan dan tidak hanya berpegang pada satu teknik tertentu dalam menjalankan aktifitas digital marketing.

Mencoba mengenali teknik-teknik lain yang juga telah ditemukan oleh orang lain, mencobanya untuk kemudian meramunya kembali menjadi teknik ala kita sendiri.

Melihat bahwa sebuat teknik yang baru juga sebuah peluang untuk lebih memahami teknologi yang tengah digunakan dalam menjalankan kegiatan digital marketing.

Siap Dengan Perubahan

Sepertinya perubahaan di bidang digital marketing adalah yang tercepat. Apalagi jika platform yang digunakan untuk menjalankan digital marketing adalah platform-platform yang terus mengalami perkembangan dan perubahan.

Dengan sikap siap untuk setiap perubahaan, maka kekagetan akibat hal-hal baru yang muncul di platform dapat dipandang sebagai sebuah kesempatan baru dan peluang baru untuk tetap berkembang.

Bukan sebagai sebuah sikap reaktif yang mengakibatkan kepanikan, kebingungan dan seringkali menimbulkan perasaan frustasi karena gugup mengejar ketertinggalan akibat dari perubahan tersebut.

Menyadari betul bahwa platform yang digunakan akan selalu berubah memberikan keyakinan bahwa kita akan bisa selalu mengikutinya. Menerimanya dan siap untuk kembali mempelajarinya.

Pahami pola dan arah perubahannya agar bisa catching up dengan cepat.

Selalu Memiliki Sikap Senang Belajar

Setiap perubahaan baru yang muncul akan memunculkan syarat berikutnya, yaitu kesiapan untuk mempelajarinya.

Proses belajar digital marketing yang terus menerus ini akan terasa menyenangkan apabila disertai dengan kegemaran belajar. Mengetahui hal-hal baru… yang akan berakhir pada pertumbuhan terus menerus di dalam diri kita.

Membangun Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah bahan bakar yang paling efektif untuk meningkatkan semangat belajar.

Dengan memelihara rasa ingin tahu atas setiap perubahan yang terjadi, maka keinginan untuk belajar akan otomatis muncul.

Akan semakin efektif apabila sikap ini di barengi dengan sikap kelima, yaitu membangun proses yang berorientasi hasil.

Membangun Proses Yang Berorientasi Pada Hasil

Setiap hasil akan selalu melalui proses yang dikerjakan. Akan tetapi, tidak semua kegiatan pengerjaan akan memberikan hasil yang diharapkan.

Lantas bagaimana caranya mengatasinya?

Membangun proses yang berorientasi pada hasil kuncinya ada pada kemampuan untuk memecahkan masalah yang muncul.

Ketika sebuah proses dijalankan, kemudian muncul persoalan di dalamnya, maka yang penting kemudian adalah bagaimana membangun fokus untuk memecahkan persoalan tersebut.

Seberapa banyak masalah yang bisa dipecahkan akan menjadi pembatas, seberapa jauh hasil yang diharapkan.

Dikebanyakan mereka yang gagal mendapatkan hasil, karena ketika menghadapi masalah, yang dilakukan adalah menghindarinya dan memulai proses yang baru lagi.

Bukannya berfokus untuk menyelesaikannya, mereka malah melakukan hal yang lain dengan harapan masalah akan dapat selesai dengan sendirinya.

Begitu seterusnya sehingga titik finish tidak pernah dicapai.

Padahal dibanyak kasus, hasil diperoleh di balik masalah yang muncul. Dia akan menjadi hadiah yang diberikan kepada mereka yang mampu memecahkan masalah tersebut.

Itu sebabnya, sikap kelima ini menjadi sangat penting agar bisa mencapai pertumbuhan yang diharapkan.